mengenallebih jauh mengenai kidult

Fenomena Kidult, Ketika Orang Dewasa Membeli Mainan

Posted on

 

MITEKAITE – Fenomena Kidult menjadi istilah yang saat ini sedang populer di kalangan pengguna media sosial. Istilah ini digunakan untuk mendefinisikan orang dewasa yang senang membeli mainan. Apa alasannya dewasa melakukan hal ini?

Mengenal Istilah Kidult

Kidult atau Kid Adult adalah sebuah frasa yang kini digunakan untuk menyebut seseorang berumur dewasa yang senang membeli atau mengoleksi mainan yang sebelumnya identik dengan anak-anak.

Menilik dari sejarahnya, fenomena ini sudah ada sejak tahun 50an. Dulu, istilah ini digunakan untuk menyebutkan orang dewasa yang masih suka menonton acara khusus anak.

Di kutip dari Wikipedia, secara psikologi kondisi ini memiliki kaitan yang erat dengan inner child. Seseorang yang secara fisik telah dewasa namun memiliki kondisi emosional yang masih ada di fase remaja bahkan anak-anak.

Penyebutan istilah ini di berbagai negara pun berbeda-beda. Di Inggris, istilah ini dikenal dengan sebutan Kippers, di Perancis dikenal dengan Ammones, di Jerman Nesthockers sementara di Jepang disebut Freeters.

Faktor Penyebab Kidult

Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang menjadi bagian dari fenomena kidult. Selain masalah inner child, berikut ini adalah faktor lain yang bisa menjadi salah satu penyebab seseorang terjebak dalam kondisi kidult.

  1. Balas Dendam

Beberapa dari anda pasti pernah mendengar atau bahkan melakukannya. Kondisi dimana anda membeli sesuatu sebagai wujud “balas dendam” karena ketika fase anak-anak, barang tersebut tidak bisa terbeli.

Akhirnya, ketika sudah memiliki uang sendiri orang-orang dewasa ini membeli mainan untuk memuaskan Hasrat yang dulu tidak terlaksana.

  1. Sarana Nostalgia

Tidak selalu berhubungan dengan faktor inner child, fenomena ini juga bisa bisa menjadi sarana untuk nostalgia. Membeli mainan masa kecil untuk mengenang masa-masa indah ketika asik memainkannya.

  1. Kondisi Ekonomi Orang Tua

Siapa sangka bahwa fenomena ini ada kaitannya dengan kondisi ekonomi orang tua yang mapan dan memiliki gaya hidup yang mewah.

Orang tua yang memiliki kelebihan ekonomi cenderung memanjakan anaknya. Jadi, meski fisiknya sudah dewasa namun mentalnya tetap terjebak dalam ruang anak-anak.

Menolak dewasa karena sudah nyaman menjadi anak yang sangat di manja oleh orang tuanya.

Meski yang dititik beratkan adalah kondisi mentalnya, namun fenomena ini tidak ada hubungannya dengan kecerdasan seseorang.

Banyak diantara mereka yang bersikap manja pada orang tuanya, namun memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Jadi, kondisi psikis ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan kadar kecerdasan seseorang.

Dampak yang Dihasilkan

Singkatnya, kidult adalah sikap kekanak-kanakan yang menjangkiti orang dewasa. Seorang dosen psikolog dari UNISA bernama Ratna Yunita mengatakan bahwa, jika kondisi ini dilakukan terus menerus maka akan muncul berbagai dampak, di antaranya:

  • Sifat kekanak-kanakan yang dipelihara secara berlebihan akan menimbulkan efek kurang bertanggung jawab pada diri seseorang yang terindikasi memiliki sisi kidult.
  • Cenderung memikirkan diri sendiri, kondisi ini jadi sangat berbahaya jika seorang kidult memiliki anak.
  • Lebih parah lagi, kondisi ini dapat membuat seseorang menjadi sangat ketergantungan terhadap mainan masa kecilnya. Hingga mencapai titik sakit, jika barang tersebut tidak ada.

Menurut Bernard Salt, seorang ahli kependudukan mengatakan bahwa fenomena ini bisa menyerang seseorang ketika usianya di atas 25 tahun.

Ciri-Ciri Kidult

Meski tidak semua mengalaminya, tapi dalam tingkatan terparah seseorang yang dicap sebagai kidult memiliki ciri sebagai berikut:

  • Memilih untuk tetap hidup bersama orang tua dan menunda untuk memiliki rumah sendiri, menikah dan memiliki kehidupan yang mandiri.
  • Kurang memiliki tanggung jawab dan komitmen dengan orang lain karena masih sibuk dengan diri sendiri atau memuaskan Hasrat sendiri.
  • Tidak mendiri secara finansial dan masih sangat bergantung pada orang tua yang bisa jadi masih menganggap mereka sebagai anak kecil.
  • Sering membelanjakan uang tanpa adanya rencana dan berlaku sembrono terhadap uang. Menggunakannya sesuka hari tanpa ada rencana kedepannya.
  • Tidak tertarik dengan pernikahan apalagi memiliki anak. Karena lagi-lagi, kondisi kidult membuat seseorang akan lebih fokus pada kesenangan dirinya sendiri.

Apakah Kidult Adalah Kelainan?

Berdasarkan beberapa pendapat ahli, selama masih batas wajar dalam arti hanya untuk kesenangan dan nostalgia, kidult bukanlah kelainan psikologis.

Hanya saja, jika sudah ada pada tahap berlebihan dan memberi dampak buruk atau merugikan bagi dirinya sendiri maupun orang sekitarnya, maka butuh penanganan lebih lanjut oleh seorang ahli.

Dampak Ekonomi

Munculnya fenomena ini ternyata memberi dampak luar biasa pada pendapatan perusahaan yang menyediakan mainan untuk anak.

Pasalnya, kidult menjadi salah satu penyumbang pemasukan terbesar bagi industri mainan. Di Amerika, kidult berkontribusi dalam seperempat total hasil penjualan mainan selama setahun.

Demikian pemaparan singkat mengenai fenomena kidult, yakni kondisi ketika orang dewasa lebih banyak membeli mainan dari pada anak-anak. (Redaksi:AGEN SLOT TERPERCAYA)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *