pendiri negatra islam

Tokoh yang Ingin Mendirikan Negara Islam di Indonesia

Posted on

MITEKAITE – Indonesia menjadi salah satu negara yang banyak menganut agama islam, tapi dengan hukum UU sebagai dasar negara. Ternyata di zaman Soekarno dulu ada salah satu tokoh yang ingin mendirikan agama islam.

Bukan tanpa alasan, tapi karena ingin menjadikannya sebagai negara dengan aturan bernegara menggunakan Al-Quran dan Hadits. Namun keinginannya dalam mewujudkan hal tersebut tidak terwujud.

Karena seperti kita ketahui tidak semua penduduk Indonesia beragama islam, dan terbilang beragam sekali. Inilah yang menjadi salah satu pertimbangan paling kuat.

Siapakah tokoh yang ingin mendirikan negara Islam tersebut? Ia adalah Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo dan tidak terlalu banyak orang yang mengetahuinya, maka dari itu mari kita kenali sosok satu ini lebih dalam.

Mengenal Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo

Memiliki nama lengkap Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, dirinya merupakan tokoh dari Islam Indonesia mendirikan Darul Islam  dan tujuan mendirikannya adalah untuk melawan pemerintah yang baru saja merdeka dari para penjajah.

Pemberontakan tersebut juga terjadi dari tahun 1949-1962 merupakan jangka waktu cukup lama. Ia memiliki impian dan sempat melakukan pemberontakan agar bisa membangun Negara Islam Indonesia yang banyak umat muslim impikan.
Kartosoewirjo lahir pada tahun 7 Januari tahun 1905, ia mendirikan Darul Islam untuk memberontak dan ingin mendirikan negara Islam Indonesia dan hukumnya sesuai dengan hukum syariah agama islam.

Sampai saat ini banyak orang membicarakannya dan gerakan yang dibuatnya, narasinya selalu berbeda-beda. Ada yang menyudutkan, ada juga yang mendukung penuh dan menyayangkan tidak terwujudnya negara islam tersebut.

 

Masa Hidup Kartosoewirjo

Ia merupakan salah satu dari 7 anak Kartodikromo yakni seorang penulis yang anti-Belanda dan berada di haluan kiri. Di tahun 1901 yang adanya politik etis Belanda yang menyebabkan hadirnya sekolah modern.

Hal inni menjadi sebuah peluang yang baik sekali bagi para pribumi, dan dialah yang salah satu mendapatkan kesempatan mendapatkan pendidikan tersebut. Hal tersebut terjadi, karena ayahnya memiliki kedudukan penting sebagai pribumi pada masa itu.

Kemudian pada umur 8 tahun, dirinya di masukan ke ISTK yakni sekolahan nomor dua bagi  bumiputera. 4 tahun berlalu, ia pun dimasukan ke ELS yang ada di Bojonegoro yakni sekolahnya orang Eropa.

Pada masa itu, dirinya pun bertemu dengan guru spiritualnya yakni Notodihardjo seorang yang memiliki pemikiran Muhammadiyah dan merupakan tokoh islam modern. Dan dari kedekatan tersebut, mempengaruhi sikap dari Kartosoewirjo terutama dalam merespon tentang agama islam.

Setelah mengenyam pendidikan di sekolah Eropa tersebut dan lulus, ia melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi Kedokteran. Pada masa tersebut dirinya mengenal Syarikat Islam yang dibawah pimpinan Tjokroaminoto bahkan ia sempat tinggal di rumahnya karena menjadi murid juga sekretaris pribadinya.

Pemikirannya juga terpengaruh oleh kehadiran Tjokroaminoto dan ketertarikannya dalam dunia politik semakin terpancing oleh pamannya. Tidak heran jika ia integrasinya dalam dunia politik dan agama islam yang begitu kuat.

 

Karir dari Kartosoewirjo

Selama perjalanan hidupnya yang begitu dekat dengan dunia politik dan agama islam, ia juga menjadi Pemimpin Redaksi Koran Fadjar Asia. Ia membuat tulisan berisi tentang penentangan ke bangsawan Jawa yang bekerja sama dengan Belanda.

Pada artikelnya Kartosoewirjo menyampaikan padangannya serta mengajak para buruh untuk bangkit dan tidak lagi ‘memelas’.. Dirinya juga sering melontarkan kritikan ke pihak nasionalis melalui artikelnya.

Karirnya semakin melejit saat dirinya jadi sekretaris PSII, merupakan organisasi kelanjutan Syarikat Islam. Dirinya juga mulai berkeinginan untuk mendirikan negara Islam dan diorganisasi ini ia menemukan jodohnya yakni Umi Kalsum.

Setelah itu ia keluar dari PSII dan menderikan KPKPSII dan ini merupakan organisasi diluar dari lembaga didirikan oleh Belanda. Dirinya menuntut penerapan politik tanpa ada kompromi dan harus menolak segala bentuk kerjasama dengan Belanda dengan berjihad.

Dirinya mendasarkan politik pada pembedahan tafsir sendiri pada Al-Qur’an. Ia juga tetap ngoto dengan pendirian yang dimiliki.

Meski banyak sekali ujian yang dihadapi, baik dari partai itu sendiri hingga pemerintah kolonial yang menekannya.

 

Keinginan Mendirikan Negara Islam

Karena rasa kecewanya pada pemerintahan Indonesia pusat, membuat ia semakin meningkatkan tekad untuk membentuk negara Islam. Dirinya bahkan memproklamirkan NII ini tepatnya pada tanggal 7 Agustus 1949 yakni menuju beberapa hari 4 tahun Indonesia merdeka.

Hal ini membuat pemerintah Indonesia langsung bereaksi dan menjalankan sebuah operasi untuk menangkap Kartosoewirjo. Karena ia berhasil menarik banyak perhatian dan beberapa wilayah khususnya Jawa Barat dan 2 provinsi lainnya bergabung dalam NII, menjadi negara Islam.

Pemberontakan yang dilakukan NII terbilang cukup lama dan berakhir saat dirinya ditangkap pada tahun 1962. Pihak keamanan menangkap mereka dengan perburuan panjang. Dan akhirnya pemerintah Indonesia pun menghukum mati dirinya di kepulauan seribu.

Dengan mengetahui kisah dari Kartosoewirjo yang menjadi tokoh ingin mendirikan negara Islam di Indonesia, menyadarkan kita terutama umat muslim ada yang pernah memperjuangkan negara Islam terbentuk, meski begitu seharusnya semua sudah melewati pertimbangan matang, dan ini merupakan buah kekecewan yang diberikan oleh pemerintah. (redaksi: deposit pulsa tanpa potongan )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *